Jumat, 31 Mei 2013

Jasa Sedot WC Jakarta Utara

 

Puteu Indra Saputra
Hubungi No tlp 021 95660101
Alamat kantor : Jl. Alur Laut No.1 Jakarta Utara
 
 









Proses dan Cara Pengolahan Limbah Rumah Tangga (Sanitasi)

Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi ( pengelolaan air limbah domestic ) terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar ( ANTARA News, 2006 ). Menurut data Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2002, tidak kurang dari 400.000 m3 / hari limbah rumah tangga dibuang langsung ke sungai dan tanah, tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. 61,5 % dari jumlah tersebut terdapat di Pulau Jawa. Pembuangan akhir limbah tinja umumnya dibuang menggunakan beberapa cara antara lain dengan menggunakan septic tank, dibuang langsung ke sungai atau danau, dibuang ke tanah , dan ada juga yang dibuang ke kolam atau pantai.
Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia, masih banyak dijumpai masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim. Masih sering dijumpai sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di sungai karena tidak mempunyai saluran pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun air buangan dari kamar mandi. Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat yang membuang hajatnya di pekarangan rumahnya masing-masing. Hal ini terjadi selain disebabkan karena factor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas pendidikan yang relative rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat.
Berdasarkan perkiraan WHO/ UNICEF, sekitar 60 persen penduduk di kawasan pedesaan di Indonesia kekurangan akses terhadap sarana sanitasi yang pantas. Kegiatan mandi dan mencuci pakaian di sungai serta buang air besar di tempat terbuka membuat orang mudah terpapar penyakit, mengontaminasi air tanah dan permukaan, dan menurunkan kualitas tanah dan tempat tinggal. Perempuan dan anak-anak berada dalam risiko.
1.    PENGERTIAN SANITASI
Sanitasi adalah bagian dari system pembuangan air limbah, yang khususnya menyangkut pembuangan air kotor dari rumah tangga, dapat juga dari sisa-sisa proses industry, pertanian, peternakan dan rumah sakit (sector kesehatan).  Sanitasi juga merupakan suatu usaha untuk memberikan fasilitas di dalam rumah yang dapat menjamin agar rumah selalu bersih dan sehat. Tentunya tang ditunjang penyediaan air bersih yang cukup, dan pembuangan air kotoran yang lancar.
2.    AIR LIMBAH
Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses pruduksi industri maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negative terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia sehingga dilakukan penanganan terhadap limbah.
Air kotor adalah air bekas pakai yang sudah tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan wabah penyakit
Beberapa hal yang berkaitan dengan pengertian dan kegiatan yang berhubungan dengan limbah cair menurut PP 82 tahun 2001 yaitu :
1. Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, kecuali air laut dan fosil.
2. Sumber air adalah wadah air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, seperti, mata air, sungai, rawa, danau, waduk, dan muara.
3.    Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin kualitas tetap dalam kondisi alamiahnya.
4. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.
5. Pencemaran air adalah masuknya  makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
6. Limbah cair adalah sisa dari sutu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.
7. Baku mutu limbah cair adalah, ukuran batas atau kadar unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam limbah cair yang akan dibuang atau dilepas kedalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan.
3. ALAT PEMBUANGAN AIR KOTOR
Alat pembuangan air kotor dapat berupa :
-    Kamar mandi, washtafel, keran cuci
-    WC
-    Dapur
Air dari kamar mandi tidak boleh dibuang bersama sama dengan air dari WC maupun dari dapur. Sehingga harus dibuatkan seluran masing-masing.
Diameter pipa pembuangan dari kamar mandi adalah 3” (7,5 cm), pipa pembuangan dari WC adalah 4”(10 cm), dan dari dapur boleh dipakai diameter 2”(5cm). pipa pembuangan dapat diletakkan pada suatu “shaft”, yaitu lobang menerus yang disediakan untuk tempat pipa air bersih dan pipa air kotor pada bangunan bertingkat untuk memudahkan pengontrolan. Atau dapat dipasang pada kolom-kolom beton dari atas sampai bawah.  Setelah sampai bawah, semua pipa air kotor harus merupakan saluran tertutup di dalam tanah agar tidak menimbulkan wabah penyakit dan bau tak sedap.
Dibawah lantai, semua pipa sanitasi diberi lobang control, yang sewaktu-waktu dapat dibuka bila terjadi kemacetan.  4.    JENIS-JENIS UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH

a.    SEPTICTANK

Sistem septic tank sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur kotoran. Septic tank merupakan sitem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara.
Hal-hal yang yang harus diperhatikan saat pembangunan septic tank agar tidak mencemari air dan tanah sekitarnya adalah :  1. jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10m.
2. untuk membuang air keluaran dari septic tank perlu dibuat daerah resapan dengan lantai septic tank dibuat miring kearah ruang lumpur.
3. septic tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga dengan jumlah air limbah antara 70-90 % dari volume penggunaan air bersih.
4. waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan minimal 24 jam.
5. besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang dihasilkan setiap orang rata-rata 30-40 liter/orang/tahun dan waktu pengambilan lumpur diperhitungkan 2-4 tahun.
6. pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebh 2.5 cm dari pipa air keluar.
7. septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.
Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, awet dan tahan lama perlu diperhatikan hal berikut :
1. Kemiringan Pipa
Kemiringan pipa menentukan kelancaran proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran minimal 2 %, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.
2. Pemilihan Pipa yang tepat
Pipa saluran sebaiknya berupa PVC. Ukuran minimal adalah 4 inchi. Rumah yang memiliki jumlah toilet yang banyak sebaiknya menggunakan pipa yang lebih besar. Perancangan saluran diusahakan dibuat lurus  tanpa belokan, karena belokan atau sudut dapat membuat mampat.
3. Sesuaikan Kapasitas Septic tank
Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran (1.5×1.5×2)m. bak endapan dan sumur resapan bias dibuat dengan ukuran (1x1x2)m. semakin banyak penghuni rumah maka semakin besar ukuran yang dibutuhkan.
4. Bak Harus Kuat dan Kedap Air
Septic tank harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, rapat air dan tahan lama. Konstruksi septic tank harus kuat menahan gaya-gaya yang timbul akibat tekanan air, tanah maupun beban lainnya.
SEPTICTANK
PROSES AIR LIMBAH DARI WC SAMPAI KEMBALI KE DALAM TANAH
Limbah dari WC melalui saluran, masuk ke septictank untuk diendapkan dan di saring, kemudian dialirkan ke Drain Field sehingga dapat masuk ke dalam air tanah.

b.    SUMUR RESAPAN
Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang digunakan sebagai tempat penampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah.
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan :
1.    Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.
2.    Tidak memerlukan biaya yang besar.
3.    Bentuk konstruksi SRA sederhana
Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :
1.    Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
2.    Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
3.    mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.

Limbah rumah tangga

Setiap orang akan setuju dengan pendapat Hidup sehat harus dimulai dari rumah yang sehat pernyataan tersebut secara tidak langsung akan berhubungan dengan masalah LIMBAH RUMAH TANGGA.
1. PENGERTIAN LIMBAH RUMAH TANGGA
Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga limbah ini bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol, bayam, slada dan lain-lain bisa juga berupa kertas, kardus atau karton. Limbah ini juga memiliki daya racun tinggi jika berasal dari sisa obat dan aki.
Limbah rumah tangga dapat dibedakan menjadi 3 jenis. Yang pertama berupa sampah. Kemudian ada air limbah yang dihasilkan dari kegiatan mandi dan mencuci. yang terakhir adalah kotoran yang dihasilkan manusia. Limbah-limbah ini, jika tak dikelola baik, berpotensi tinggi mencemari lingkungan sekitar.
a) Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Berdasarkan sumbernya
1) Sampah alam
2) Sampah manusia
3) Sampah konsumsi
4) Sampah nuklir
5) Sampah industri
6) Sampah pertambangan
Berdasarkan sifatnya
1) Sampah organik dapat diurai (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos
2) Sampah anorganik tidak terurai (undegradable)
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
b) Air limbah.
Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses pruduksi industri maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negative terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia sehingga dilakukan penanganan terhadap limbah.
Air kotor adalah air bekas pakai yang sudah tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan wabah penyakit.
c) Sampah manusia.
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
Selain itu sampah manusia juga dapat berupa sampah konsumsi. Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
2. PENANGGULANGAN LIMBAH RUMAH TANGGA.
Limbah rumah tangga yang terlalu banyak jika tidak dapat ditanggulangi sangat berpotensi mencemari dan meracuni lingkungan. Penanggulangan limbah rumah tangga dibedakan menjadi 3, yaitu :
a) Daur ulang.
1. Pemanfaatan sampah organik. Kegiatan pemanfaatan sampah organic, adalah
composting (pengomposan). Sampah yang mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk melestarikan lingkungan.
2. Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan.
b) Pengurangan dan pengelompokan sampah.
Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik disetiap kawasan.
Sisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan secara ekonomis baik dari kegiatan composting maupun pemanfaatan sampah anorganik, jumlahnya mencapai 10%, harus dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Di Indonesia, pengelolaan TPA menjadi tanggung jawab masing-masing Pemda.
c) Pembakaran/pemusnahan sampah.
Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Tetapi harap diperhatikan juga lokasi dan dampak pembakaran sampah bagi kesehatan dan kebersihan lingkungan.
3. KESIMPULAN.
Pada dasarnya polusi dan limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasil pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh pousi dan limbah, meskipun demikian pada kenyataannya cara atau solusi tersebut tidak ada hasilnya karena masih banyak asap-asap polusi dan masih banyak pula kita jumpai limbah atau sampah disungai dan didarat yang dapat pula menimbulkan banjir.
4. SARAN.

Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.

Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga dengan Sistem SANITA

Sistem Sanita adalah sebuah siklus yang mengolah tinja dan urine manusia sebagai sumber daya, tinja berproses sampai terbebas dari mikroba patogenik, tinja yang telah tersanitasi disiklus ulang untuk keperluan pertanian (pemulihan dan penggunaan kembali nutrisi).
Manfaat
  1. Mengendalikan Limbah cair agar tidak mencemari badan air atau lingkungan
  2. Memperbaiki kualitas air tanah, air permukaan
  3. Kesuburan tanah dengan pengolahan sistem ekosan (Ekologi Sanitasi)

Sistem Terdesentralisasi dalam Pengelolaan Limbah

Pada postingan sebelumnya mengenai tempat-tempat pengolahan air limbah yang berwujud “botanical garden”, saya menyebutkan istilah desentralisasi. Lawan dari sistem terdesentralisasi yaitu sistem terpusat. Pada sistem terpusat, air limbah dari masing-masing sumber (rumah) dikumpulkan menggunakan pipa-pipa penyalur kemudian diolah secara bersama-sama pada suatu instalasi pengolahan air limbah yang sifatnya terpusat. Dengan kata lain, mengolah limbah dari seluruh area yang dilayani oleh pipa pengumpul. Terkadang sering terjadi kerancuan antara sistem terdesentralisasi dengan “teman-temannya”, yaitu sistem onsite dan cluster. Jadi, sebenarnya apa itu sistem pengelolaan air limbah terdesentralisasi dan apa saja manfaatnya?
Sistem onsite merupakan suatu sistem di mana air limbah dikumpulkan, diolah, dan dibuang (maupun direklamasi) di lokasi tempat tinggal masing-masing penduduk. Pada sistem onsite tidak ditemukan adanya pipa penyalur gabungan (dari beberapa rumah) maupun fasilitas pengolah limbah terpusat. Komponen sistem onsite konvensional antara lain septic tank dan bidang resapan.
Sistem cluster merupakan sistem pengumpul dan pengolahan limbah yang melayani dua atau lebih tempat tinggal namun tidak keseluruhan komunitas masyarakat. Septic tank maupun unit pengolahan aerobik di masing-masing tempat tinggal menjadi suatu langkah pengolahan awal untuk kemudian dilakukan penyaluran efluen gabungan dari masing-masing unit tersebut ke suatu unit pengolahan tertentu (gabungan) yang kapasitasnya lebih kecil daripada sistem pengolahan terpusat.
Sistem terdesentralisasi adalah sistem pengolahan dan pembuangan limbah berkapasitas kecil yang melayani tempat tinggal individu maupun beberapa rumah atau kantor yang lokasinya berdekatan. Di dalam sistem terdesentralisasi terjadi kombinasi antara sistem onsite dan cluster.
Manfaat Sistem Terdesentralisasi
1. Dapat tetap memanfaatkan infrasutruktur yang sudah ada (septic tank tetap dapat dipakai)
2. Tidak memerlukan sistem penyalur air limbah berkapasitas besar
3. Sesuai (dan mungkin paling efektif dari segi biaya) bagi masyarakat pedesaan yang memiliki pola permukiman tersebar
4. Cocok untuk berbagai kondisi daerah termasuk yang memiliki kondisi ekologi yang sensitif
5. Metode pengolahan dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi situs (daerah)
6. Lebih hemat karena mengedepankan langkah-langkah preventif sebelum krisis terjadi, di mana metode pengelolaan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat, sehingga dapat mengurangi biaya yang tak terduga.
Nah, mudah-mudahan postingan ini bisa memberi gambaran yang lebih jelas mengenai sistem desentralisasi dalam pengelolaan air limbah.

Tangki Ekualisasi

Tangki yang satu ini bukanlah tangki untuk mengolah air limbah, namun berperan penting bagi proses pengolahan limbah. Tangki ekualisasi yaitu tangki yang digunakan untuk meredam variasi debit air limbah. Melihat tujuannya sebagai peredam variasi debit, tangki ekualisasi ditempatkan di awal rangkaian pengolahan air limbah
Tujuan utama dari instalasi tangki ekualisasi di dalam suatu instalasi pengolahan air limbah adalah untuk mencapai debit air limbah yang konstan atau mendekati konstan. Tercapainya debit yang konstan akan bermanfaat bagi unit-unit pengolahan selanjutnya, antara lain:
  • Meningkatkan performa proses biologi akibat tidak adanya shock loading
  • Meningkatkan kualitas efluen serta performa thickening (pengentalan lumpur) dalam tangki sedimentasi kedua karena solids loading yang konsisten
  • Mengurangi luas area permukaan filter
  • Meningkatkan kontrol penambahan bahan kimia dan keterandalan proses pengolahan kimia
In-line vs Off-line
Penempatan tangki ekualisasi dapat dilakukan secara in-line maupun off-line (disebut juga side-line). Penempatan secara in-line maksudnya adalah mengalirkan seluruh air limbah ke dalam tangki ekualisasi untuk kemudian dipompakan ke unit-unit pengolahan. Pada sistem off-line, tangki ekualisasi hanya menampung kelebihan debit air limbah untuk kemudian dialirkan sebagai penambahan debit apabila diperlukan (Goel et al, 2005).
A. in-line, B. off-line (Goel et al, 2005)
Cara Menghitung Volume Tangki Ekualisasi
Volume tangki ekualisasi dapat dihitung menggunakan dua pendekatan, yaitu berdasarkan pola debit harian (flow balance) serta berdasarkan pola beban massa untuk polutan tertentu (composition balance). Flow balance digunakan saat komposisi air limbah yang masuk relatif konstan namun debit air limbah berfluktuasi seiring dengan waktu. Sementara itu pada composition balance berlaku sebaliknya. Metode flow balance adalah yang paling sering digunakan. Perhitungannya dilakukan menggunakan diagram Rippl dimana volume kumulatif di plot terhadap waktu.
Diagram RIppl (Goel et al, 2005)
Berdasarkan diagram di atas, volume tangki yang diperlukan adalah hasil penjumlahan antara AB dan CD. Hal penting dalam penentuan volume tangki ekualisasi adalah penambahan safety factor yang biasanya sebesar 10-20% dari volume tangki (Metcalf & Eddy, 2004).
Kelengkapan Tangki Ekualisasi
Pengadukan dan aerasi merupakan hal yang penting di dalam tangki ekualisasi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terbentuknya kondisi septik yang dapat menimbulkan bau serta menghindari pengendapan padatan semaksimal mungkin. Untuk meminimalisasi kebutuhan pengadukan, sebaiknya tangki ekualisasi diletakkan setelah grit removal (Metcalf & Eddy, 2004).
Penempelan padatan maupun lemak (grease) di dinding tangki merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Oleh sebab itu fasilitas untuk membersihkan dinding tangki dari padatan-padatan yang menempel perlu menjadi perhatian. Begitu pula dengan mekanisme pembersihan padatan-padatan yang mengapung di permukaan.
Sumber:
Metcalf and Eddy, 2004, Wastewater Engineering 4th edition, McGraw Hill International Editions, New York.
Goel, K.L., et al, 2005, Flow Equalization and Neutralization in Physicochemical Treatment Processes vol. 3, p.21-44, Humana Press, New Jersey.

Baku Mutu Air Limbah Domestik

Air limbah domestik tidak hanya terbatas pada limbah yang berasal dari perumahan saja, akan tetapi termasuk juga dari rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Yang termasuk ke dalam golongan air limbah domestik antara lain adalah air buangan dari toilet, dapur, dan laundry. Kandungan zat-zat yang menjadi pencemar di dalam air limbah harus dibatasi jumlahnya agar tidak mencemari badan perairan. Untuk itu, pemerintah pusat telah menetapkan baku mutu untuk jenis air limbah domestik. Baku mutu air limbah domestik yang ditetapkan oleh menteri lingkungan hidup yaitu KepMenLH No.112/tahun 2003. Di dalam baku mutu ini terdapat parameter-parameter antara lain  TSS, BOD, minyak dan lemak, serta pH. Untuk informasi lebih lengkap mengenai baku mutu air limbah berdasarkan KepMenLH No.112/tahun 2003, Anda dapat melihatnya pada link berikut ini:

“Warna-warni” Air Limbah Domestik

Bukan maksudnya air limbah domestik yang dicampur dengan limbah industri pewarna tekstil atau cat. Kali ini saya akan berbagi informasi mengenai istilah-istilah untuk air limbah domestik yang diindikasikan dengan warna yaitu greywater dan blackwater (atau brownwater).
Greywater merupakan air limbah domestik yang berasal dari dapur (tempat cuci piring), air bekas cuci pakaian (air dari saluran pembuangan mesin cuci misalnya), dan air mandi (bukan dari toilet). Sementara itu, blackwater adalah istilah yang digunakan untuk air limbah yang mengandung kotoran manusia. Kelompok air limbah ini harus diolah terlebih dahulu karena mengandung bakteri patogen. Blackwater dikenal juga dengan istilah sewage.
Beberapa kunci utama yang membedakan dari greywater dan blackwater yang saya kutip dari greywater.com antara lain:
  • Greywater memiliki kandungan nitrogen yang jauh lebih rendah dibanding blackwater
  • Greywater mengandung pathogen yang jauh lebih rendah daripada blackwater
  • Greywater jauh lebih mudah didekomposisi daripada blackwater
Karena greywater dianggap lebih “light” maka saat ini banyak yang memanfaatkannya untuk keperluan lain dalam rangka konservasi sumber daya air. Salah satu manfaatnya adalah untuk menyiram tanaman. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dalam video berikut.


Hal penting yang ditekankan dalam video tersebut yaitu tidak boleh ada materi toksik yang mencemari greywater. Sabun cuci piring yang digunakan pun harus yang ramah lingkungan.
Sementara itu, blackwater biasanya disalurkan ke septic tank atau langsung disalurkan ke sewage system untuk kemudian diolah di dalam instalasi pengolahan air limbah domestik.

Sistem Terdesentralisasi dalam Pengelolaan Limbah

Pada postingan sebelumnya mengenai tempat-tempat pengolahan air limbah yang berwujud “botanical garden”, saya menyebutkan istilah desentralisasi. Lawan dari sistem terdesentralisasi yaitu sistem terpusat. Pada sistem terpusat, air limbah dari masing-masing sumber (rumah) dikumpulkan menggunakan pipa-pipa penyalur kemudian diolah secara bersama-sama pada suatu instalasi pengolahan air limbah yang sifatnya terpusat. Dengan kata lain, mengolah limbah dari seluruh area yang dilayani oleh pipa pengumpul. Terkadang sering terjadi kerancuan antara sistem terdesentralisasi dengan “teman-temannya”, yaitu sistem onsite dan cluster. Jadi, sebenarnya apa itu sistem pengelolaan air limbah terdesentralisasi dan apa saja manfaatnya?
Sistem onsite merupakan suatu sistem di mana air limbah dikumpulkan, diolah, dan dibuang (maupun direklamasi) di lokasi tempat tinggal masing-masing penduduk. Pada sistem onsite tidak ditemukan adanya pipa penyalur gabungan (dari beberapa rumah) maupun fasilitas pengolah limbah terpusat. Komponen sistem onsite konvensional antara lain septic tank dan bidang resapan.
Sistem cluster merupakan sistem pengumpul dan pengolahan limbah yang melayani dua atau lebih tempat tinggal namun tidak keseluruhan komunitas masyarakat. Septic tank maupun unit pengolahan aerobik di masing-masing tempat tinggal menjadi suatu langkah pengolahan awal untuk kemudian dilakukan penyaluran efluen gabungan dari masing-masing unit tersebut ke suatu unit pengolahan tertentu (gabungan) yang kapasitasnya lebih kecil daripada sistem pengolahan terpusat.
Sistem terdesentralisasi adalah sistem pengolahan dan pembuangan limbah berkapasitas kecil yang melayani tempat tinggal individu maupun beberapa rumah atau kantor yang lokasinya berdekatan. Di dalam sistem terdesentralisasi terjadi kombinasi antara sistem onsite dan cluster.
Manfaat Sistem Terdesentralisasi
1. Dapat tetap memanfaatkan infrasutruktur yang sudah ada (septic tank tetap dapat dipakai)
2. Tidak memerlukan sistem penyalur air limbah berkapasitas besar
3. Sesuai (dan mungkin paling efektif dari segi biaya) bagi masyarakat pedesaan yang memiliki pola permukiman tersebar
4. Cocok untuk berbagai kondisi daerah termasuk yang memiliki kondisi ekologi yang sensitif
5. Metode pengolahan dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi situs (daerah)
6. Lebih hemat karena mengedepankan langkah-langkah preventif sebelum krisis terjadi, di mana metode pengelolaan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat, sehingga dapat mengurangi biaya yang tak terduga.
Nah, mudah-mudahan postingan ini bisa memberi gambaran yang lebih jelas mengenai sistem desentralisasi dalam pengelolaan air limbah.
Sumber: http://www.nesc.wvu.edu/pdf/WW/publications/pipline/PL_FA00.pdf (diakses tanggal 29 November 2011)

Wastewater Treatment Plant On My Backyard?

Jangan membayangkan tangki-tangki berjejer di halaman rumah! Yang satu ini pengolahan air limbah secara alami menggunakan tanaman di halaman rumah Anda. Istilah English-nya constructed wetland. Pemanfaatan constructed wetland ini antara lain untuk :
  • pengolahan limbah domestik (terutama greywater)
  • pengolahan air limpasan hujan (stormwater)
  • penurunan nutrien dalam air limbah
Nah, yang akan dibahas disini adalah constructed wetland untuk pengolahan grey water. Dalam video berikut kita bisa lihat salah satu contoh wetland untuk mengolah air limbah rumah tangga.


Dari video tersebut kita bisa melihat proses pelapisan (lining) dalam pembuatan wetland. Tujuan lining ini adalah untuk mencegah air limbah merembes ke dalam air tanah. Selain itu juga wetland dilengkapi dengan filter yang terdiri dari batu-batuan sebagai media filtrasi bagi air limbah. Menurut si pembuat wetland, tanaman yang digunakan umumnya tanaman air tapi bisa juga menggunakan tanaman lain sehingga mirip seperti hidroponik dengan nutrien yang bersumber dari air limbah. Tanaman yang digunakan antara lain papyrus, canna, cattail, beach sunflower, dan kuping gajah.
Papyrus


Papyrus
Canna
Canna
canna (flower)
canna (flower)
Air limbah yang dialirkan ke sistem wetland tersebut merupakan supernatan dari septic tank. Jadi tetap harus ada treatment pendahuluan sebelum limbah masuk ke wetland yang kita buat.
Keuntungan utama dari pengolahan air limbah menggunakan constructed wetland adalah tidak diperlukan biaya yang tinggi dan tanpa teknologi yang terlalu rumit. Penting untuk diingat, sebaiknya tanaman yang digunakan untuk wetland adalah tanaman yang tidak kita konsumsi karena dikhawatirkan akan ada pencemaran dari bakteri.